Senin, 21 Agustus 2017

Trump Membuka Peluang Untuk Capai Kesepakatan Politik Dengan Taliban


BT - Untuk pertama kalinya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan adanya peluang untuk sebuah kesepakatan politik pada akhirnya nanti dengan kelompok militan Taliban di Afghanistan.

Hal itu disampaikan Trump terkait strategi baru AS dalam konflik Afghanistan yang telah berlangsung 16 tahun.

"Suatu hari nanti, setelah upaya militer yang efektif, mungkin bisa untuk mencapai kesepakatan politik yang mencakup unsur-unsur Taliban di Afghanistan," tutur Trump seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (22/8/2017).

"Namun tak seorang pun yang tahu apakah atau kapankah itu akan terjadi," imbuhnya seraya menegaskan bahwa "Amerika akan terus mendukung pemerintah dan militer Afghan seiring mereka menghadapi Taliban di lapangan."

Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson pun mengatakan bahwa pemerintah AS akan siap mendukung pembicaraan damai antara pemerintah Afghan dengan Taliban tanpa prasyarat apapun.

"Kami memperjelas pada Taliban bahwa mereka tak akan menang di medan tempur. Taliban punya jalan untuk perdamaian dan legitimasi politik melalui negosiasi kesepakatan politik untuk mengakhiri perang," tutur Tillerson.

"Kami siap mendukung pembicaraan damai antara pemerintah Afghan dan Taliban tanpa syarat," tegas Tillerson. "Kami menantikan komunitas internasional, khususnya tetangga-tetangga Afghanistan, untuk bergabung dengan kami dalam mendukung proses perdamaian Afghan," tandasnya.

Perang AS di Afghanistan dimulai pada Oktober 2001 silam usai serangan teroris 11 September di AS. Pada Senin (21/8) waktu setempat, Trump menyetujui pengerahan tambahan ribuan tentara AS ke Afghanistan. Ini berlawanan dengan janjinya semula untuk segera mengakhiri perang AS di Afghanistan.

Pengerahan pasukan tambahan tersebut bisa dibilang mengejutkan. Sebab sebelumnya Trump kerap mengkritik perang yang telah berlangsung selama 16 tahun itu sebagai sesuatu yang membuang-buang waktu dan uang. Namun kali ini Trump mengatakan bahwa hal-hal terlihat berbeda dari "balik meja di Oval Office, Gedung Putih."

"Insting saya adalah untuk menari keluar (pasukan)," kata Trump mengenai perang AS melawan kelompok militan Taliban di Afghanistan, yang telah menewaskan ribuan tentara AS dan menghabiskan dana triliunan dolar AS.

Namun dikatakan Trump, setelah pertimbangan selama berbulan-bulan, dirinya menyimpulkan bahwa penarikan pasukan secara cepat akan menimbulkan kekosongan yang langsung akan diisi oleh para teroris.

Trump menolak menyebutkan secara detail jumlah pasukan tambahan yang akan dikirimkan ke Afghanistan. Namun pejabat-pejabat senior Gedung Putih mengatakan bahwa sekitar 3.900 tentara AS akan dikirimkan ke negeri itu.