BT - ARAGON – Sirkuit Aragon, Spanyol, mungkin menjadi salah satu yang kerap menjadi momok menakutkan bagi pembalap Ducati Corse, Andrea Dovizioso. Bagaimana tidak, pasalnya sejak pembalap berpaspor Italia itu bergabung dengan Ducati pada 2013, ia belum pernah satu kali oun finis di posisi tiga besar kala mentas di Aragon.
Posisi terbaik yang didapat Dovizioso sejauh ini di Sirkuit Aragon selama membela Ducati adalah finis di tempat kelima, yang mana terjadi pada musim 2015. Hal tersebut tentunya berbeda kala pembalap berjuluk The Little Dragon itu masih membela Tim Yamaha pada musim 2012, di mana Dovizioso finis di posisi ketiga di Aragon.
Banyak pihak memprediksi bahwa salah satu penyebab gagalnya Dovizioso di Aragon lantaran Desmosedici yang ditungganginya tak cocok dengan lintasan tersebut. Pasalnya, terakhir kali Ducati berjaya di Aragon adalah pada musim 2010.
Pada saat itu, dua pembalap Ducati, yakni Casey Stoner dan Nicky Hayden, sukses finis di atas podium. Stoner menjadi pemenang balapan, sedangkan Hayden menempati posisi ketiga.
Namun sayang, sejak saat itu, Ducati selalu mengalami keterpurukan kala berlaga di Aragon.
Ketika ditanya soal keterpurukannya di Aragon, Dovizioso pun menjelaskan bahwa salah satu yang mungkin menjadi faktornya adalah ketidaksesuaian mesin Desmosedici dengan layout lintasan Aragon. Menurutnya, agak sulit melintas di Aragon menggunakan Desmosedici. “Layout-nya. Pengereman berat yang harus Anda lakukan di sudut, dan Anda harus tetap mempertahankan angle sampai masuk tikungan. Grip-nya sangat rendah. Tikungan, semua tentang tikungan. Saya pikir ini adalah alasannya (terpuruk),” cetus Dovizioso, seperti diberitakan Crash, Minggu (24/9/2017).